Thinksomnia (1): Where Am I ??

Menatap tingginya puncak di depan mata ini membuat kepalaku tak bisa berhenti mendongak. Luar biasa tinggi puncak itu. Terlampau mustahil untuk ditaklukkan. Terlampau sulit untuk didaki. Rasanya, hanya dengan memandanginya dari kejauhan sini saja sudah lelah. Terengah sebelum sempat melangkah.
Ragu sekali hati ini untuk mengemasi perlengkapan. Bimbang sekali kaki ini untuk mulai berjalan. Puncak itu terlalu tinggi, loh. Serius.

Batal.

Aku mengurungkan niat melangkah, langsung terduduk lemas di tanah.

Apa yang bisa aku perbuat untuk yakin bisa mendaki ke atas sana? Apa yang harus kulakukan untuk mempunyai keyakinan itu? Apa benar aku punya kemampuan sehebat itu untuk menaklukan puncak tertinggi yang pernah dilihat kedua mata ini? Nggak mungkin…
Kapasitas diri ini rasanya belum memenuhi syarat untuk mendaki ke atas sana. Belum punya nyali yang cukup dan belum punya hati yang teguh. Itu masalahnya.

Tapi sesungguhnya, ketika aku melihat sekelilingku saat ini, aku sadar semestinya aku nggak berada di sini. Di lembah ini. Hanya bisa terduduk lemas dan tidak berani memandang ke atas.

Apa-apaan ini? logikaku mulai bertanya.

Tindakan pengecut macam apa ini yang sedang kau lakukan? nuraniku mulai menantang.

Hati ini langsung mencelos. Seolah meloncat dari ruang gelap nurani yang terdalam.
Pasti ada yang salah! serunya, minta diperhatikan. Kesadaran seketika ditampar keras-keras. Telak.

Aku berjingat kaget. Meloncat dan langsung berdiri menghindari tanah.


Jadi cuma segini yang bisa kau lakukan? Hanya duduk diam dan berpangku tangan? Ngapain juga sebenarnya kau di bawah sini, sih? Toh nggak ngapa-ngapain juga, kan? Lalu kenapa tetap ngotot bertahan di sini saja? Takut, ya, untuk melangkah ke atas sana? Memangnya keadaan di bawah lembah sini lebih aman dan menyenangkan buatmu? Kok kelihatannya kau sendiri ragu untuk tinggal lebih lama di bawah sini? Jangan-jangan, sudah ada keinginan untuk mau naik ke puncak? Atau sudah ada keinginan untuk lebih lama diam di lembah ini dan nggak tahu mau ngapain? Mau bermain ala pecundang atau pemenang, nih? Kau sendiri lah yang tentukan! Dasar bodoh…


…..


Untuk diri siapapun yang sedang berada di dalam lembah, lembah kehidupan manapun yang sedang disinggahi, dipenuhi kembimbangan dan kegamangan maksimal... Jangan bingung, jangan ragu. Karena kita nggak akan pernah tahu keadaan yang aman dan menyenangkan dalam lembah itu akan bertahan seberapa lama. Toh sebenarnya kita pun nggak akan pernah tahu akankah kita dapati keadaan yang juga sama aman dan menyenangkannya di atas puncak sana. Siapa yang bisa memastikan keduanya? Siapa yang bisa memutuskan untuk bertahan atau mulai melangkah?

Jangan bodoh, wahai yang nyaris bodoh ataupun sudah bodoh namun masih mau berpikir kembali…
CUMA KITA. Hanya diri kita yang bisa memastikan, sekaligus memutuskan.
Melangkah ke atas sana?
Atau menyerah di dalam lembah?


Kau-lah pemainnya, kau-lah jurinya.

Selamat mencoba!



(WoR)

Comments

Popular Posts